Identitas dari hal-hal yang tidak bisa aku lepaskan☺

Selamat siang! 
Apakah Anda tahu kata DANSYARI?

Tiga bulan yang lalu, saya mendengar dari seorang kenalan yang tinggal di Yogyakarta bahwa 'Dansyari' juga populer di Indonesia.Betulkah??🙄

Jadi saya menerjemahkan artikel yang saya tulis tentang merapikan ke dalam bahasa Indonesia. Saya masih belajar, jadi saya pikir sulit untuk membaca, tapi tolong maafkan saya.🤣

Tentang apa yang sulit saya utarakan selama bertahun-tahun.

Saya tidak punya waktu untuk menghadapi keinginan saya untuk bekerja dan mengasuh anak.
Saya menghabiskan waktu dan energi, dulu saya ingin memberi anak saya sesuatu yang dipilih dengan cermat. Saya sibuk dan tidak punya waktu untuk menghadapi hati saya, jadi saya tidak pernah menghadapi ''barang-barang''. Tetapi saya ingat bahwa saya frustrasi dengan meningkatnya barang-barang untuk anak....😩

Berbicara tentang merapikan ,Marie Kondo terkenal ,ya?

Saya tidak mampu untuk mempraktikkannya, tetapi saya sudah pernah membaca ''The Life -Changing Magic of Tidying Up 1・2'' 

Saya mencoba merapikan pakaian dengan metode KONMARI.
Saya tidak punya banyak pakaian dan saya tidak terobsesi dengan pakaian, jadi itu akan cukup cepat selesai.

Saya terpikir ketika saya memulai pembersihan tahap kedua.....🤣
Banyak materi seminar keperawatandan, penitipan anak ,dan pengembangan diri yang saya ikuti.....
Dan buku-buku yang tidak akan saya baca berasal daro rak buku almarhum ayah saya.

Metode Konmari tidak mengatakan bahwa memiliki sedikit barang itu baik, juga tidak mengatakan bahwa dia harus melepaskan banyak barang.

Kamu bertujuan untuk menghabiskan waktu dikililingi oleh ''hanya barang-barang yang tertarik dengan sendiri''

 


Apakah saya tertarik tentang buku hobi almarhum ayahku? →Tidak
Apakah saya tertarik tentang materi seminar kedokteran lama? →Tidak
Apakah saya tertarik pada buku yang dipakai penutup yang saya beli sudah lama?→Saya tidak mengenali keberadaan di tempat pertama ... (malu)


Yah, saya pikir ini adalah proses merapikan yang umum.Namun, saya menyadari bahwa hal-hal yang saya ragu-ragu untuk lepaskan memiliki kesamaan.

Ini adalah "kenangan" dan "pikiran orang tua".
"Ayahku ingin saya membaca ini juga."
Saya kira... "Ayah membelinya dengan uang hasil kerja keras."
"Saya putus asa mempelajari keperawatan pada waktu itu. Itu sangat keras."
“Ketika anak saya berusia 2 tahun dan sulit untuk membesarkan anak saya, saya sulit tentang perawatan anak, lalu menghadiri seminar."..... dll.

Benda di depanku pada dasarnya adalah "buku", tetapi bagiku itu adalah sesuatu yang membangkitkan "kenangan" dan "pikiran orang tua" yang tidak terlihat oleh mata manusia.

Ketika saya memikirkannya, saya dapat dengan mudah membuang pakaian yang beli sendiri .Namun, saya tidak bisa melepaskan hal-hal yang diberikan orang tua saya, karena saya pikir mungkin mereka ingin disimpan itu oleh saya , meskipun saya jelas tidak tertarik.

Saya berterima kasih kepada orang tua saya atas kerja keras mereka dan itu baik untuk mengurus barang-barang dengan sayang, tetapi saya dapat memilih kenyamanan saya.Hanya ketika saya menyadari bahwa saya terikat oleh pikiran orang tua saya dan saya melepaskan pikiran itu, saya menjadi hanya dapat memilih apa yang benar-benar menarik hati saya.
Tatap muka barang-barang saya = Tatap muka dengan hati saya  
Itu tertulis dalam buku ini, saya merasa itu benar juga.

Terima kasih sudah menyadarkan hati saya.

 

Buku ini 👇telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Saya merekomendasikannya☺

Klik di sini untuk versi Jepang dari artikel ini👇

 

amtrtan.hatenablog.com